Usaha Peternak Babi khususnya di Bali belakangan ini makin banyak digeluti. Banyak Peternak pemula yang mulai merintis ternak babi, baik Penggemukan maupun Pembibitan. Lalu masih banyak peternak pemula yang belum mengetahui bagaimana jika babi terserang penyakit. bagaimana cara mengatasinya. Nah, berikut ini adalah jenis-jenis penyakit babi dan cara penanganannya.
MMA disebabkan oleh Infeksi bakteri : Streptococcus spp., Staphylococcus spp., E. coli.
Penanganan yang dapat dilakukan yakni Pemberian Oxytocin, Anti radang dan pemberian Antibiotika; Penicilin, Pen-Strep, Streptomicyn, Eritromicyn, Gentamicin, Terramicyn dan Oxytetrasiklin
Pencegahan yang dapat dilakukan yakni 1) induk babi disuntik antibiotika (teramicyn LA) 2) sanitasi/desinfeksi kandang 3) kandang melahirkan harus kering dan bersih 4) program pakan induk sebelum melahirkan 5) potong gigi anak babi baru lahir
Scours ringan disebabkan oleh Non Infeksi : faktor pakan, kurang vit B, kurang zat besi, diperparah faktor stres lingkungan (kandang tdk bersih, becek, kedinginan)
Scours disebabkan oleh Infeksi disebabkan oleh : 1) Enteritis (radang usus) : penyebab non spesifik 2) Enteritis Necroticans : bakteri Salmonella, koksidia 3) Disentry : bakteri Vibrio, Isospora 4) TGE (Transmisible Gastro Enteritis) : virus PED (waterring diarhea / mencret air)
Penanganan yang dapat dilakukan yakni Pemberian Oxytocin, Anti radang dan pemberian Antibiotika; Penicilin, Pen-Strep, Streptomicyn, Eritromicyn, Gentamicin, Terramicyn dan Oxytetrasiklin
Pencegahan yang dapat dilakukan yakni 1) induk babi disuntik antibiotika (teramicyn LA) 2) sanitasi/desinfeksi kandang 3) kandang harus kering dan bersih
Enteritis necroticans Menyerang babi fase pertumbuhan umur 2-6 bulan dengan ciri-ciri •Diare berwarana hitam keabu-abuan, disertai jaringan usus yang mengelupas •Kotoran berbau busuk
Penanganan yang dapat dilakukan yakni : Antibiotika (Penicillin, Streptomicin, Terramycin), Antikoksidia (Toltrazuril)
Pencegahan yang dapat dilakukan yakni Bersihkan kandang dengan desinfektan
Disentry Menyerang babi semua umur yang disebabkan oleh Back scours / Bloody scours Penyebab bakteri vibrio, + Salmonella
ciri-ciri disentry adalah Diare berdarah berwarna kehitaman
Penanganan yang dapat dilakukan yakni : Antibiotika (Penicillin, Streptomicin, Terramycin), Antikoksidia (Toltrazuril)
Pencegahan yang dapat dilakukan yakni Bersihkan kandang dengan desinfektan
White Scours (Mencret Putih) Menyerang babi umur menyusui (1-21 hr) Penyebabnya adalah bakteri E. coli. Faktor pemicu : kedinginan, kandang becek dan lembab, kurang vitamin dan zat besi, kualitas pakan induk jelek, terlalu banyak menyusui.
Penanganan yang dapat dilakukan yakni : Antibiotika (Penicillin, Streptomicin, Terramycin), Antikoksidia (Toltrazuril) dan tambahan obat sesuai dengan situasi babi.
Pencegahan yang dapat dilakukan yakni Bersihkan kandang dengan desinfektan
Scabies (Kudis) Menyerang babi semua umur yang disebabkan parasit Sarcoptes scabei. Ciri-ciri Scabies (Kudis) adalah menembus kulit, membuat luka, merusak jaringan, menghisap darah disertai rasa gatal. Kulit sakit imbul keropeng, mengeras, tebal & berlipat. Babi tidak nafsu makan, pertumbuhan lambat dan kurus
Penanganan yang dapat dilakukan yakni : Ternak sakit segera diisolasi, dan bersihkan kandang dan semprot dengan lysol dan segera obati secara individu. Pemberian obat ringan salep scabisid (permethrin 2%), bilas dengan butox. Pengobatan sistemik : injeksi ivermectin (ivomec) Pemberian antihistamin (duradryl) untuk mengurangi rasa gatal
Pencegahan yang dapat dilakukan yakni Bersihkan kandang dengan desinfektan
Hog Cholera Menyerang babi semua umur, kematian tinggi Penyebab : virus Gejala klinis : demam tinggi (>40°C), mencret kuning keabuan, muncul bercak-bercak merah pada kulit, berlanjut jadi merah kelabu, kelenjar getah bening bagian luar membengkak
Program vaksinasi : Anak babi : umur 6 –8 minggu, Induk Babi : 3 minggu sebelum kawin, Jantan : disesuaikan (2 x setahun)
African Swine Fever (ASF) adalah penyakit pada babi yang sangat menular dan dapat menyebabkan kematian pada babi hingga 100 % sehingga mengakibatkan kerugian ekonomi yang sangat besar. Virus ASF sangat tahan hidup di lingkungan serta relatif lebih tahan terhadap disinfektan
Tanda-tanda Klinis ASF : 1) Kemerahan di bagian perut, dada dan scrotum 2) Diare berdarah 3) Berkumpul bersama dan kemerahan pada telinga 4) Demam (41 derajat Celsius), Konjungtivitis, anoreksia, ataksia, paresis, kejang, kadang2 muntah, diare atau sembelit 5) Pendarahan Kulit Sianosis 6) Babi menjadi tertekan, telentang, kesulitan bernapas, tidak mau makan.
ASF dapat menyebar melalui : Kontak langsung, Serangga, Pakaian, Peralatan peternakan, Kendaraan, Pakan yang terkontaminasi
Langkah strategis utama dalam mencegah terjadi ASF adalah melalui: penerapan biosekuriti, manajemen peternakan babi yang baik, serta pengawasan yang ketat dan intensif untuk daerah yang berisiko tinggi
Upaya deteksi cepat melalui kapasitasi petugas dan penyediaan reagen untuk mendiagnosa ASF ini telah dilakukan oleh laboratorium Kementerian Pertanian yakni Balai Veteriner dan Balai Besar Veteriner di seluruh Indonesia yang mampu melakukan uji dengan standar internasional. Sedang dikaji untuk kebijakan ketat terhadap importasi babi hidup dan produk-produk daging babi, terutama dari negara-negara yang tertular ASF
Tips mencegah mencret anak babi baru lahir & menyusui....
Tips mencegah mencret anak babi baru lahir & menyusui
Itu adalah penjelasan singkat mengenai penyakit dan cara penangananya. Tentu saja, kebersihan kandang dan pakan yang peternak berikan harus tetap dijaga agar tidak terjangkit penyakit. Jangan karena pakan murah membuat usaha menjadi susah.