" SAPIKU BERANAK, HIDUPKU ENAK "

30 Oktober 2018
I Wayan Wiranata
Dibaca 725 Kali

Selasa, 30 Oktober 2018 dilaksanakan hari kedua Pelatihan Peningkatan Kapasitas Kelompok Ternak Sapi Desa Sulahan Tahun 2018 di Ruang Rapat Kantor Desa Sulahan . Kegiatan ini bertujuan agar Desa Sulahan bisa menjadi desa dengan produktifitas sapi yang jauh lebih baik ketimbang desa yang lain. Pelatihan diikuti oleh perwakilan kelompok ternak di Desa Sulahan yang berjumlah 40 Orang, dengan 34 orang peserta laki-laki dan 6 orang peserta perempuan. Dalam kesempatan tersebut hadir Bapak Kepala Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Bangli yang sekaligus menjadi narasumber dalam acara tersebut.

Sesuai dengan tujuan dari kegiatan pelatihan ini, Bapak Ir. I Wayan Sukarsana, M.Si selaku Kepala Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Bangli memberikan apresiasi yang sangat baik agar nantinya bisa dilanjutkan kan dikembangkan agar nantinya bisa ditularkan kedesa-desa yang lain. Hal itu dikarenakan pembangunan pertanian dan peternakan memiliki peran yang strategis dalam perekonomian nasional. Peran strategis pertanian tersebut digambarkan melalui kontribusi yang nyata melalui pembentukan kapital; penyediaan bahan pangan, bahan baku industri, penyerap tenaga kerja; sumber pendapatan; serta pelestarian lingkungan melalui praktek usahatani yang ramah lingkungan.

Lebih lanjut Bapak Kadis PKP Kabupaten Bangli memberikan materi tentang Peternakan Sapi yang dasar hukumnya ada di Peraturan Menteri Pertanian Nomor 48/Permentan/ Pk.210/10/2016 Tentang Upaya Khusus Percepatan Peningkatan Populasi Sapi Dan Kerbau Bunting, yang menyebutkan bahwa 1) UPSUS SIWAB bertujuan meningkatkan populasi ternak ruminansia besar dalam memenuhi kebutuhan produk ternak dalam negeri. 2) UPSUS SIWAB: Kegiatan yang terintegrasi untuk percepatan populasi sapi dan kerbau secara berkelanjutan. 3) Ternak Ruminansia Indukan: ternak betina bukan bibit yang memiliki organ reproduksi normal dan sehat digunakan untuk pengembangbiakan, 4) Ternak Ruminansia Betina Produktif: Ternak ruminansia betina yang organ eproduksinya masih berfungsi secara normal dan dapat beranak. semua itu tujuannnya tidak lain adalah Meningkatkan populasi sapi secara berkelanjutan dengan memaksimalkan potensi sapi indukan dalam menghasilkan anak dan Swasembada daging sapi.

Pelaksanaan UPSUS SIWAB bagi masyarakat / Peternak yang memiliki sapi betina / induk melaporkan kepada petugas yang menangani peternakan. Selanjutnya Petugas mendaftarkan sapi milik peternak yang dilaporkan. Sapi yang sehat akan dikawin suntik (IB) oleh petugas inseminator. Sapi yang mengalami gangguan reproduksi (gangrep) akan mendapat penanganan , diobati dan diberi pakan tambahan. Gangrep : tidak berahi, berahi terus menerus, berahi lemah, kawin berulang. Sapi yang telah sembuh dari gangrep akan di kawin suntik (IB). Dan Sapi yang di IB dan bunting, diberi pakan suplemen.

 Pada kesempatan itu pula diberikan materi tentang Teknik Perkandangan dan Teknik Pembibitan yang dibawakan langsung oleh Bapak I Gusti Nyoman Switrasana Penyuluh Pertanian Madya Dinas PKP Kabupaten Bangli. Materi teknik pembibitan dijelaskan dalam memilih calon bibit unggul untuk sapi Bali harus memiliki kreteria :

  1. Keadaan sehat dan tidak cacat
  2. Umur 1- 2 tahun
  3.  Mata cerah dan kulitnya mengkilat (tidak kusam)
  4. Gerak lincah dan nafsu makannya baik
  5.  Leher panjang dan besar
  6. Tubuh panjang, berbentuk balok (segi empat), dada dalam
  7. Kaki besar, tegak dan kokoh
  8. Tubuh kompak/serasi
  9. Warna kulit dan bulu khas  i yaitu berwarna coklat kemerahan
  10. Ambingnya besar,   putingnya normal,  genap (4 buah)
  11. Induk max umur 11 tahun atau setelah 7 kali beranak.
  12. Tinggi gumba minimal 105 cm
  13. Panjang badan minimal 116 cm

Teknik Perkandangan dalam ternak sapi harus memiliki kretria :kebersihan, cahaya yang baik, Tata ruang yang baik agar Sapi yang dikandangkan tidak mengalami stres. Menurut Bapak I Gusti Nyoman Switrasana semua kreteria di atas bertujuan agar nantinya setelah menjadi indukan sapi bisa menghasilkan anak yang bermutu dan peternak bisa mendapat untung, dengan istilah “Sapiku Beranak, Hidupku Enak”. Kalau semua peternak sapi bisa mendapat keuntungan dari ternak yang dipelihara maka kesejahtraan peternak bisa sedikit demi sedikit ditingkatkan. (wira;)