Keunikan Ritual Mabaung Ande di Desa Sulahan

16 September 2018
I Wayan Adnyana Putra Yasa
Dibaca 750 Kali
Keunikan Ritual Mabaung Ande di Desa Sulahan

Bertepatan dengan Buda Kliwon Pahang,  masyarakat Desa Sulahan, Susut, Bangli menggelar upacara Ngusaba Desa di Pura Puseh setempat. Upacara ini juga dihadiri oleh Bupati Bangli I Made Gianyar, Wakil Bupati Bangli Sang Nyoman Sedana Arta, Ketua DPRD Kab Bangli I.B. Raka Mudarma, tokoh dan masyarakat setempat. Manggala Karya Sang Putu Putra Yoga mengatakan, Ngusaba Desa di Pure Puseh Desa Pakraman Sulahan dilaksanakan setiap tiga tahun sekali. Dengan menggunakan sarana babi, bebek dan ayam manca warna yang dipuput oleh Ida Pedanda Istri Kania dari Gria Bukit Bangli.

Pura Puseh Desa Sulahan diempon oleh 176 KK pengarep, yangmana prabia upakara berasal dari urunan karma pengarep, masing-masing KK mengeluarkan Rp 500 ribu, bantuan dari Pemkab Bangli dan punia dari masyarakat. Dikatakan juga, ada yang unik setiap pelaksanaan Ngusaba Desa di Desa Sulahan. Dimana digelarnya tradisi nde (maseneng-maseneng) oleh masyarakat. Tradisi Mabuang Ande merupakan tradisi yang sudah dilaksanakan secara turun temurun oleh masyarakat setiap pelaksanaan Ngusaba Desa dengan menggunakan sarana bambu tiga lawas yang memiliki panjang kurang lebih dua meter, sebelum digunakan bambu terlebih dahulu dipasupati dan dalamnya diisi dengan tetabuhan arak dan tuak. Selanjutnya bambu diarak oleh enam belas pemuda yang masih belia di halaman pura.

Mengawali prosesi Mabuang Ande, terlebihdahulu dilaksanakan ritual mendak dangsil di catus pata, dilanjutkan dengan ngaturang banten gebogan dan mapekideh (keliling) sebanyak tiga kali di lingkungan pura. Ritual ini dimaksudkan memohon izin kehadapan sang pencipta untuk menggelar tradisi Mabuang Ande. Setelah semua prosesi dilalui, barulah tradisi Mabuang Ande dilaksanakan. Enam belas pemuda belia yang sebelumnya sudah disucikan dengan menggunakan sarana bebantenan mulai memegang dan mengarak bambu, mereka bergerak, berteriak layaknya orang kesurupan seperti permainan bambu gila. Namun bedanya dengan permainan bambu gila, Mabuang Ande adalah ritual yang disakralkan oleh warga setempat dan hanya dipertontonkan setiap tiga tahun sekali pada pelaksanaan Ngusaba Desa. Ini rupanya menjadi tontonan tersendiri bagi masyarakat.

Mabuang Anda juga dimaksudkan untuk menetralisir alam beserta isinya dari aura negatif, membuang mala dan memohon kemakmuran kehadapan Sang pencipta. “Jadi ini merupakan bentuk pemujaan kehadapan Ida Sanghyang Widhi Wasa”ucapnya. Sementara itu Bupati Bangli Made Gianyar mengatakan, Mabuang Ande merupakan ritual unik yang hanya dimiliki masyarakat Desa Sulahan, ini membuktikan betapa Kabupaten Bangli kaya dengan tradisi adat dan budaya masyrakat. “Kita berharap apa yang dikerjakan masyarakat Desa Sulaan dengan menggelar Ngusaba Desa dan serangkaian ritual lainnya, bisa semakin meningkatkan paiketan diantara warga”harapnya.